Sabtu, 25 Oktober 2014

Kebudayaan Agama di Indonesia


Disusun Oleh    : Tika Nataria
Kelas                 : 1EA32
NPM                  : 1A214771
Jurusan              : Manajemen
Dosen Pembina  : Arsy Binawati Sp.Si

TUGAS ILMU BUDAYA DASAR

 

SEJARAH AGAMA KATOLIK DI INDONESIA

SEJARAH AGAMA KATOLIK DI INDONESIA
23:49 RAFIZ BALAWELIN SOLOR NO COMMENTS
I. SEJARAH MASUKNYA BANGSA PORTUGIS DI INDONESIA

Keahlian bangsa Portugis dalam navigasi, pembuatan kapal dan persenjataan memungkinkan mereka untuk melakukan ekspedisi eksplorasi dan ekspansi. Dimulai dengan ekspedisi eksplorasi yang dikirim dari Malaka, yang baru ditaklukkan dalam tahun 1512, bangsa Portugis merupakan bangsa Eropa pertama yang tiba di kepulauan yang sekarang menjadi Indonesia, dan mencoba untuk menguasai rempah-rempah yang berharga, dan untuk memperluas usaha Misionaris Khatolik Roma.
Pada tahun 1522, bangsa Portugis siap membentuk koalisi dengan Kerajaan Sunda, yang memiliki pelabuhan-pelabuhan penting pada masa itu, yaitu Banten dan Cirebon. Hal ini ditandai dengan perjanjian dagang yang saling menguntungkan, yaitu pedagangan lada untuk bangsa Portugis, dan mengijinkan bangsa Portugis mendirikan benteng di Sunda Kelapa, guna membantu kerajaan Sunda, yang merasa mulai melemah karena semakin meluasnya pengaruh Kesultanan Demak.
Menurut sumber sejarah, raja Sunda pada waktu itu, yaitu Prabu Surawisesa, sepakat dengan perjanjian persahabatan dengan raja Portugal, dan memutuskan untuk memberi tanah di mulut Ciliwung sebagai tempat berlabuh kapal-kapal Portugis. Selain itu, raja Sunda berjanji jika pembangunan benteng sudah dimulai maka beliau akan menyumbangkan seribu karung lada kepada Portugis. Dokumen-dokumen kontrak tersebut dibuat rangkap dua, satau salinan untuk raja Sunda dan satu lagi untuk raja portugal; keduanya ditandatangani pada tanggal 21 Agustus 1522.
II. PERKEMBANGAN MISI DI PULAU SOLOR DAN LARANTUKA
Merunut catatan sejarah, pedagang Portugis mulai tinggal di Solor, pulau kecil di depan Larantuka, kira-kira lima kilometer, sejak 1520. Mula-mula berdagang, cari rempah-rempah di kawasan timur. Bangsa Portugis mulai membuat rumah-rumah sederhana. Karena orang Portugis ini beragama Katolik, mereka berdoa ala Katolik di sana. Baru pada 1561 empat pater Ordo Dominikan dikirim dari Melaka ke Solor.
Empat pater itu menetap di Solor. Selain melayani pedagang-pedagang Portugis, para misionaris itu mewartakan Injil ke penduduk lokal. Kehadiran orang asing, agama baru, tidak diterima begitu saja. Terjadi sejumlah perlawanan berdarah-darah. Sehingga untuk melindungi diri dari serangan penduduk lokal, pada 1566 Pastor Antonio da Cruz membangun benteng di Lohayong, Kecamatan Solor Timur sekarang. Penyebaran agama Katolik di Kepulauan Solor (sekarang Kabupaten Flores Timur) sukses besar. Berdasar catatan Mark Schellekens dan Greg Wyncoll, penulis dan fotografer yang baru saja melakukan reportase di Solor, di dalam banteng itu dibangun asrama, gereja, dan fasilitas lain.
Bahkan, sebuah Seminari dibikin di dalam Benteng Lohayong tersebut. Pada tahun 1600 sedikitnya ada 50 siswa (seminaris) yang belajar mempersiapkan diri sebagai rohaniwan Katolik. Dan bisa dipastikan bahwa inilah seminari Katolik pertama di Indonesia. Ada gereja bernama Nossa Senhora da Piedade. Beberapa tahun kemudian dibangun Gereja São João Baptista. Singkat cerita, hingga 1599 misionaris perintis ini berhasil mendirikan 18 gereja di Solor dan sekitarnya.
Namun, kekuasaan Portugis tidak bertahan lama. Pada 27 Januari 1613 sebuah armada Belanda datang ke Solor. Kapten Manuel Alvares mengerahkan 30 orang Portugis serta seribu penduduk lokal untuk mempertahankan benteng di Lohayong. Portugis ternyata kalah setelah berperang tiga bulan. Pada 18 April 1613 benteng itu jatuh ke tangan Belanda. Kompeni-kompeni Londo ini mengganti nama benteng menjadi Benteng Henricus. Namun pada tahun 1615 Belanda meninggalkan Lohayong, tapi datang lagi tiga tahun kemudian. Entah kenapa, Belanda melepaskan benteng pada 1629-30, dan segera diisi kembali oleh Portugis hingga 1646 ketika diusir lagi oleh Belanda.
Bagsa Portugis ternyata selalu kalah dengan Belanda meski jumlah pasukannya lebih banyak. Tentu saja, perang terus-menerus antara sesama penjajah ini membuat ke-Katolikan yang masih sangat muda tidak berkembang. Berantakan. Melihat suasana yang tidak kondusif tersebut, pater-pater Dominikan memindahkan markasnya ke Larantuka.
Selanjutnya, Larantuka yang berada di pinggir laut itu menjadi pusat misi Katolik di Nusa Tenggara Timur, kemudian Timor Timur, bahkan Indonesia. Misi di Larantuka ternyata jauh lebih sukses. Ini karena ada traktat antara Belanda dan Portugis untuk membiarkan para pater Dominikan menyebarkan agama Katolik di seluruh Flores dan sekitarnya. Di dekat Larantuka juga dibikin seminari.
Yoseph Yapi Taum, peneliti dan dosen Universitas Sanata Dharma Jogjakarta, menulis:
“Tahun 1577 saja sudah ada sekitar 50.000 orang Katolik di Flores. Kemudian tahun 1641 terjadi migrasi besar-besaran penduduk Melayu Kristen ke Larantuka ketika Portugis ditaklukkan Belanda di Malaka.
Sejak itulah kebanyakan penduduk Flores mulai mengenal kristianitas, dimulai dari Pulau Solor dan Larantuka di Flores Timur kemudian menyebar ke seluruh daratan Flores dan Timor. Dengan demikian, berbeda dari penduduk di daerah-daerah lain di Indonesia, mayoritas masyarakat Pulau Flores memeluk agama Katolik.”
Umat dan peziarah wajib membuka alas kaki. Lalu, berjalan dengan lutut, tangan terlipat di dada. Nah, di depan patung dan peti, umat bersujud dan mencium bagian kaki dan sisi bawah peti TUAN ANA. Adapun ibu-ibu (MAMA MUJI) melantunkan lagu-lagu pujian dalam bahasa Portugis atau Indonesia. Di samping kiri dan kanan TUAN MA dan TUAN ANA, petugas memasang lilin dan menjaganya tetap menyala.
2. Kamis Putih
Umat masih diberi kesempatan untuk berziarah di kedua kapela. Umat dari berbagai kawasan di Tanah Air, bahkan mancanegara, berdatangan ke Larantuka untuk mengikuti prosesi SEMANA SANTA, esok harinya. Sejumlah biro (sampan) perjalanan di Surabaya dan kota-kota besar di Jawa menyiapkan paket khusus: wisata rohani ke Larantuka. Liturgi ekaristi berlangsung seperti misa raya di tempat lain. Ada upacara pembasuhan kaki, penakhtaan sakramen mahakudus. Nyanyian paling terkenal, apalagi kalau bukan UBI CARITAS EST VERA, DEUS IBI EST serta PANGE LINGUA GLORIOSI.
3. Jumat Agung atau Jumat Besar
Hari puasa dan pantang wajib umat Katolik. Inilah puncak devosi peninggalan para paderi Portugal abad ke-16 yang disebut SEMANA SANTA. Warga Larantuka sibuk mempersiapkan ARMIDA alias stasi dalam JALAN SALIB. Juga pagar bambu (TURO) di sisi kiri dan kanan jalan raya tempat prosesi berlangsung. Di atas turo itu dipasang lilin yang akan menyala sepanjang malam.
SEMANA SANTA merupakan DEVOSI untuk memperingati sengsara dan wafat Yesus Kristus, dan punya akar tradisi Portugis yang sangat kuat. Sekitar pukul 13.00 umat sudah memadati pantai Kelurahan Pohon Sirih. Menunggu kedatangan iring-iringan kapal yang membawa salib dari Kapela TUAN MENINO (Yesus Kanak-kanak). TUAN MENINO disemayamkan di Kapel Kota Rowindo, pinggir Larantuka. Salib TUAN MENINO diarak melalui Selat Gonsalus antara Pulau Flores dan Pulau Adonara dengan menggunakan perahu bercadik. Kapal-kapal lainnya mengiringi dari belakang.
Setelah kotak berisi Salib TUAN MENINO diturunkan dari perahu, prosesi mulai berjalan menuju ARMIDA BALELA di Jalan San Dominggo. Barisan diawali dengan para CONFRERIA berjubah putih dengan kalung bergambar Santo Dominikus. Petugas berpakaian hitam mengikuti. TUAN MENINO dibawa dengan cara dijunjung di kepala disertai payung. Salib itu kemudian ditempatkan di ARMIDA BALELA. Pukul 15.00, seperti ditulis ALKITAB, Yesus wafat. Umat memperingati peristiwa ini dengan mengarak patung TUAN ANA dan TUAN MA ke Gereja KATEDRAL di Postoh, tak jauh dari kantor Bupati Flores Timur. Petugas tampil dengan GENDA DO (genderang khas), disusul CONFRERIA yang membawa panji-panji, lalu salib dan lilin besar. Anak-anak pakai jubah hitam. Mereka membawa palu dan paku besar, 30 keping uang perak, mahkota duri, tongkat, bunga karang, lembing, dadu. Ini semua simbol penghinaan terhadap Yesus. Arak-arakan ini diikuti oleh petugas liturgi serta PROMESA – peziarah dengan nazar khusus. PROMESA adalah jemaat yang punya niat khusus membantu jalannya prosesi SEMANA SANTA agar tercapai intensinya. Mereka diseleksi ketat.
Usungan TUAN ANA dan TUAN MA diangkat oleh LAKADEMU, petugas berkostum ala Portugis, ke dalam KATEDRAL. Setelah itu upacara JUMAT AGUNG berjalan seperti biasa, sekitar pukul 15.00. Setelah itu, diadakan doa di makam Kelurahan Postoh yang berada tak jauh dari KATEDRAL Larantuka di Postoh. Jemaat berdoa dan memasang lilin di pusara keluarganya. Sedangkan para peziarah melakukannya di depan TUGU di tengah makam. Ritual ini sebagai simbol Yesus Kristus Sang Terang bangkit bersama orang-orang beriman yang telah meninggal dunia. Saat umat berdoa di kuburan, empat LAKADEMU melakukan JALAN KURE, yaitu mengelilingi pekuburan. Lalu, mereka kembali memasuki KATEDRAL untuk memulai prosesi merenungkan sengsara Yesus.
Prosesi utama SEMANA SANTA dimulai dari KATEDRAL, keliling kota Larantuka, lalu kembali lagi di KATEDRAL. Prosesi inilah yang selalu ditunggu-tunggu oleh ribuan umat dan peziarah dari berbagai daerah. Panjang rute mencapai lima kilometer. Selama prosesi ANA MUJI CONFRERIA, penyanyi perempuan, menyayikan lagu O VOS OMNES. Wajahnya tertunduk, berpakaian serba hitam, berkerudung kain panjang hitam. Lagu ini bergaya Gregorian, sangat mengiris hati. Mirip orang menangis. Lalu seorang wanita maju ke altar menunjukkan gulungan lukisan wajah Yesus, simbol Veronika yang mengusap wajah Yesus dalam perjalanan ke Golgota.
Perlahan-lahan prosesi keluar dari KATEDRAL. Urut-urutannya: barisan genderang perkabungan, panji CONFRERIA, anak-anak yang membawa alat-alat sengsara Yesus, biarawati, para biarawan, pendamping, LAKADEMU yang memanggul peti TUAN ANA. Kemudian para promesa, umat, dan peziarah. Ribuan umat mengikuti prosesi sambil memegang lilin bernyala. Sementara itu, kota Larantuka menjadi lautan cahaya lilin yang memancar di sepanjang rute prosesi.
Kalau JALAN SALIB biasa dikenal 14 stasi (perhentian), upacara SEMANA SANTA alias JALAN SALIB ala Larantuka mengenal delapan armida. Adapun delapan armida (stasi) tersebut:
Ø ARMIDA MISERICORDIAE: mengingatkan manusia akan janji kedatangan kembali Yesus Kristus.
Ø ARMIDA TUAN MENINO: pemenuhan janji Allah terhadap manusia.
Ø ARMIDA BALELA: meneladani Yesus yang menghibur manusia.
Ø ARMIDA TUAN TREWA: Yesus rela berkorban demi manusia.
Ø ARMIDA PANTE KEBIS: kesertaan Bunda Maria untuk bersatu dalam penderitaan Yesus.
Ø ARMIDA POHON SIRIH: mengingatkan umat akan hukuman mati yang diderita Yesus.
Ø ARMIDA KUCE: mengingatkan kematian Yesus di kayu salib.
Ø ARMIDA TUAN ANA: Yesus diturunkan dari kayu salib lalu dimakamkan.






                                                                                             
A.  Asal Usul agama Katolik
              Sesuai dengan petunjuk sejarah, Yesus kristus adalah pembawa agama Kristen. Ia berasal dari nazared, lahir di kurang lebih pada tahun ke 4 sebelum masehi,tetapi sebagaian ada yang berpendapat antara tahun ke 7-5 sebelum masehi, ketika berumur 27 tahun, ia mulai mengajar di galilea dan kemudian meluas di kalangan penduduk palestina. Ia dipercayaai membawa kabar gembira tentang penebusan dosa di samping memperlihatkan bayak mukjizat. Untuk kelanjutan ajaran yang dibawanya ia mengangkat 12 orang rosul. Satu tahun sebelum ia meninggal dunia di kayu salib pada 7 april 30 M. ketika berusia lebih kurang 30-31 tahun, yesus telah membentuk gereja di yeru salem, yaitu ketika menunjuk petrus, salah seorang muridnya yang 12, sebagai kepala gereja. Dalam injil Matius ( 16:18) di sebutkan : ‘ dan akupun berkata kepadamu : engkau adalah petrus dan diatas batu karang ini aku akkan mendirikanjemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya’’. Bahkan yesus mengangkat petrus sebagai kepala greja yang tertinggi, sebagaimana di isaratkan dalam injil yahya (21:17).
              
Selain petrus, Paulus adalah seorang rosul yang mempunyai peran besar dalam penyiaran agam Kristen.Ia berasal dari Tarsus di Sisilia, tetapi juga orang yahudi sebagai mana halnya petrus. Pada mulanya ia menjadi penentang agama Kristen. Pada tahun 36 M ia pergi ke damaskus untuk mencari orang-orang Kristen untuk disiksanya. Tetapi didepan pintu gerbang kota tersebut, konon yesus menampakkan diri padanya sehingga ia jatuh pingsan. Setelah siuman, ia lantas bertaubat dan kemudian dipermandikan. Dalam sejarah hidupnya disebutkan bahwa ia menyiarkan agam Kristen karena mendapat wahyu dari tuhan, sekalipun ia bukan murid yesus dan belum pernah berjumpa dengan yesus.
B.  Sumber Pokok Ajaran Katolik
Secara garis besar, sumber ajaran agama katolik dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
1.      Hidup, keyakinan dan usaha dari jemaat-jemaat sepanjang sejarah : tradisi Kitab Suci sebgai Kisah Awal jemaat Krostianai
2.      Kesepakatan-kesepakatan antar jemaat mengenai keyakinan iman (rumus-rumus hasil “konsili”-pertemuan dari segenap jemaat- mengenai iman, ibadat dan hidup).
3.      Tradisi tidak tertulis : kebiasaan-kebiasaan (ibadat) dan moral.
C.  Pokok Ajaran Agama Katolik
1.      Orang beriman (kristiani) berbakti demi hidup manusia : keadilan dan hormat pada manusia.
2.      Orang beriman (kristiani) berbakti kepada Allah demi hidup manusia : mengasihi allah dan mengasihi manusia.
3.      Orang beriman (kristiani) berbakti kepada Allah bersama dengan Yesus : hidup orang kristiani mengikuti hidup Yesus.
4.      Orang beriman (kristiani) –katolik berbakti kepada Allah demi hidup manusia, bersama dengan Yesus- bersekutu dengan orang kristiani lainnya : ibadat bersama orang kristiani.
D.  Sistem Kepercayaan Agama Katolik





            Ajaran ketuhanan dalam agama kristen, termasuk gereja Roma Katolik, adalah sebagaimana tercantum dalam kredo iman Rasuli, yaitu Tritunggal yang terdiri dari Allah Bapa, Allah Putra dan Roh Kudus. Ketiga-tiganya adalah pribadi Allah dan ketiga-tiga pribadi tersebut adalah Allah. Semuanya Mahakudus, Mahasempurna, Mahatahu, Mahakuasa dan kekal. Oleh karena itu ketiga-tiganya disembah dengan cara yang ssama. Sekalipun terdiri dari  tiga pribadi namun hanya satu Allah, yang masing-masing memiliki satu pengetahuan Ilahi, satu kehendak Ilahi, satu kehidupan Ilahi, sehingga disebut dengan Tritunggal yang Mahakudus. Secara ringkas sistem kepercayaan umat kristen tersebut akan diuraikan sebagai berikut :
1.    Allah Bapak
Allah Bapa adalah Pencipta langit dan bumi serta segala yang terdapat di dalamnya.Allah Bapa dad di dalam surga.Allah aadalah Mahakasih terhadap segala ciptaan-Nya terutama kepada manusia.Oleh karena itu Allah senantiasa menampakkan Diri-Nya kepada manusia, sebagaimana pernah dilakukan kepada Nabi Musa (kel. 3:1-16).Allah selalu bersabda kepada manusia sebagaimana digambarkan dalam Perjanjian Lama, yaitu bahwa Allah bersabda melalui bangsa-bangsa para Nabi. Tujuan Allah menampakkan Diri dan bersabda melalui para nabi itu adalah untuk menunjukkan kepada manusia siapa Dia dan apa yang dilakukan-Nya. Namun penampakan Allah dengan cara-cara seperti itu masih memungkinkan manusia jatuh kedalam kesalahan dalam memandang Diri-Nya.Puncak penampakan Allah kepada manusia itu ialah kedatangaan-Nya kedunia ini dalam diri Yesus Kristus sebagai tanda kasih-Nya.
2.    Yesus Kristus sebgai Penubus
Dalam kredo disebutkan :” Dan akan Yesus Kristus Putra-Nya yang tunggal, Tuhan kita”. Umat kristiani pada umumnya yakin bahwa Yesus adalah Tuhan. Iua adalah putra Allah yang dijadikan  dalam Perjanjian Lama. Tuhan yang Mahakasih telah berjanji akan mengutus  seorang seorang Penebus ke dunia, yang akan menebus dosa asal manusia serta segala akibatnya. Penebus tersebut tidak lain adalah Yesus Kristus yang di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru digambarkan lahir di Betlehem dari seorang anak dara perawan, dan mampu memperbuat mukjizat. Ia adalah Imam yang banyak menderita dan akan wafat demi kecintaanya kepada manusia. Menurut Perjanjian Lama, Sang Penebus itu akan diurapi sehingga di gelari denganMessiah al-Massih atau Kristus.
3.    Roh Kudus
Roh Kudus keluar dari Allah Bapa dan Allah Putra.Roh Kudus diutus oleh Yesus Kristus, dari Bapa, kepada manusia, karena Yesus tidak menghendaki manusia itu sendirian. Roh Kudus turun ke dunia, yaitu kepada para rasul dan murid-murid Yesus dan selanjutnya pada gereja di harii pantekosta, hari ke lima puluh sesudah Paskah atau pada hari kesepuluh sesudah sesudah kenaikan Yesus ke surga.dapat dikatan bahwa yang bekerja di dunia sekarang ini adalah Roh Kudus.
Mula pertama Roh Kudus turun kepada para rosul dan murid-muridnya sehingga dalam seketika mereka menjadi memiliki keberanian, menjadi orang-orang yang sabar dan gembira dalam penderitaan hidup karena iman mereka. Roh Kudus menjadi pendorong yang menyebabkan mereka giat bekerja karena keimaanan mereka terhadap apa yang pernah diberikan olehYesus Kristus.
Apabila seseorang dipenuhi oleh Roh Kudus, maka ia akan memiliki apa yang dalam gereja Roma Katolik disebut dengan “Kehidupan Berahmat” , yaitu sebagai oarang yang termasuk suci tanpa dosa-dosa kecil sekalipun. Orang tersebut telah memiliki suatu kehidupan adikodrati karena Roh Kudus  sudah ada dalam dirinya, bahkan Bapa dan Putra pun ada dalam diri orang tersebut. Inilah yang dimaksud oleh Paulus dengan perkataannya : “ tidakkah kamu tahu bahwa kamu itu bait Allah dan roh Kudus tinggal di dalam hatimu” (1 kor. 3:16).
4.    Malaikat
Menurut ajaran Roma Katolik, amlaikat adalah makhluk Allah yang berujud roh, mempunyai akal dan memiliki kehendak bebas. Kitab sucu menceritakan beberapa nama malaikat seperti Gabriel, Mikail, Rafail, Kerubin dan Serafin. Pada mulanya Allah menciptakan malaikat dengan maksud agar mereka berbakti kepada Allah dan hidup kekal selama-lamanya bersama Allah. Untuk itu mereka diberi suatu kebahagiaan kehidupan ilahi, dan sebagai halnya Adam dan Hawa ditempatkan dalam taman firdaus. Tetapi dalam masa percobaan yang diberikan oleh Tuhan kepada mereka, ada sebagian malaikat yang berbuat durhaka sehingga dimasukkan kedalam neraka.Malaikat yang durhaka tersebut disebut roh jahat, yang pemimpinnya adalah iblis.Roh jahat membenci manusia dan Tuhan serta selalu berusaha menggoda manusia sehingga merugikan tubuh dan jiwa manusia.Oleh karena itu kedudukan malaikat dalam ajaran gereja Roma Katolik tidak menentukan dan tidak memegang peranan penting dalam penyelamatan manusia sekalipun selaalu mendorong manusia berbuat baik dan mengusir syetan dari manusia.
5.    Maria, Bunda Tuhan
Kedudukan Maria dalam keyakinan gereja Roma Katolik, adalah jauh diatas para malaikat dan manusia, karena sebagaimana ditetapkan oleh gereja Roma Katolik pada 8 Desember 1854, ia luput dari dosa perorangan. Dalam kehidupannya pun ia tetap suci dan tetap perawan. Sangto Perawan Maria diperingati setiap tanggal 8 Desember sebagai bunda Tuhan yang tidak bernoda, setiap 25 Maret karenaa ia menerima kabar gembira mengaandungkan Yesus Sang Penebus, dan pada setiap 25 Desember bersamaan dengan peringatan hari natal.
Ajaran bahwa Maria dikandung tanpa dosa dan tetap perawan ketika mengandung memberi pengertian bahwa keinginan untuk berhubungan kelamin merupakan inti dosa. Maria tidak pernah mempunyai keinginan demikian, sehingga sesudah Yesus lahir ia tidak pernah mempunyai anak lagi. Begitu pula setelah Maria wafat, ia diangkat ke surga. Maria dianggap sebagai penghubung antara pekerjaan  Allah dengn usaha manusia. Jadi ada hubungan antara Maria, gereja dan jiwa manusia. Ini semua bermakna bahwa Maria menjadi juru selamat karena ia melaahirkan Yesus. Menurut ajaran Roma Katolik, Santo Yesus hanya sebagai Bapa angkat Yesus, karena Santo Pearwan Maria mengandung dari Roh Kudus.
6.    Alam Semesta
Gereja Roma Katolik juga mengajarkan bahwa alam semesta ini adalah ciptaan Allah.Allah menciptakan dunia dengan tujuan memberikan segala kebaikan-Nya yang tak terhingga.Jadi, jagad raya ini mencerminkan kemuliaan-Nya, dan karenanya segala ciptaan-Nya menerima kebaikan-Nya.Dengan kebaikan Allah itu pula segala ciptaan-Nya mengenal-Nya, mencintai-Nya, memuliakan-Nya dan mengabdi kepada-Nya untuk memperoleh kebahagiaan selama-lamanya.  Karena Tuhan menciptakan dunia seperti  itu, mka Dia juga memeliharanya, mengurusnya dan membimbingnya menuju tujuan akhir. Semua makhluk adalah milik-Nya dan berada dibawah perlindungan-Nya.
Dengan perantara alam, manusia dapat mengenal dan mengetahui adanya Tuhan. Pada sisi lain, hati nurani manusia juga memperoleh bisikan yang memberinya petunjuk mana yang baik dan mana yang buruk. Tetapi melalui alam ini, atau dengan kemampuan nurani tersebut, manusia hanya dapat mengetahui adanya Tuhan.Suatu hal yang manusia tidak dapat mengetahuinya adalah rencan Tuhan tentang keselamatan manusia.Yang disebut terakhir ini hanya dapat diketahui oleh manusia melalui firman atau wahyu Tuhan, yakni Yesus Kristus.
7.    Manusia
Manusia adalah makhluk Tuhan yang pada mulanya diciptakan sesuai dengan gambar Allah. Manusia pertama, Adam, ditempatkan dalam sebuah taman yang subur dan indah dengan ketentuan agar memelihara dan mengelolanya, disertai peringatan :” Dari sekalian pohon di taman ini boleh kkau makan, tapi  dari pohon pengetahuan baik dan jahat ini tak boleh kau makan buahnya ; apabila kau makan daripadanya kau mesti mati “. (Gen. 126:2, 25).
8.    Dosa Asal
Pelanggaran yang dilakukan oleh Adam berakibat lebih lanjut kepada keturunannya, yaitu beban yang disebut dosa asal.Karena dosa Adam maka manusia tidak lagi memperoleh kehidupan yang berahmat. Manusia akan terkena mati, suatu hal yang seharusnya tidak akan terjadi jika Adam tidak melanggar larangan. Manusia telah menentang Tuhan, dan ingin menyamai Tuhan. Akibat yang lain adalah manusia memiliki kecenderungan berbuat jahat sebgai keinginan manusia kepada kesenangan duniawi yang tidak berimbang, seperti ingin harta benda, kenikmatan, kedudukan dan sebagainya. Keinginan-keinginan jahat manusia itu adalah sombong, kikir, berbuat cabul, iri hati, rakus, marah, dan malas.Tujuh macam keinginan jahat ini merupakan sumber bagi dosa-dosa lainnya sehingga disebut dengan dosa pokok.Itu semua adalah akibat Adam mempergunakan akal dan kehendaknya secara bebas.Dosa manusia terhadap tuhan, yakni keinginan menyamai dan menentang Tuhan, merupakan pencemaran terhadap kemuliaan dan kehormatan Tuhan sebagai pencipta.Dosa yang demikian hebat itu tidak ada yang dapat mengampuninya, tidak ada yang dapat menebusnya apalagi oleh manusia yang penuh dosa.Mengembalikan kesucian Tuhan hanya dapat dilakukan oleh dan dengan Tuhan sendiri.
E.  Sistem Etika Agam Katolik
Gereja Katolik memakai “ Sepuluh Perintah Tuhan “ yang disampaikan Allah kepada Nabi Musa di gunung Sinai sebagai pedoman hidup yang harus direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari umatnya untuk mencapai kebahagiaan baik di dunia maupun di akherat. Yesus Kristus mengukuhkan kesepuluh perintah tersebut dalam kehidupannya, dan yang paling tampak diutamakan adalah sikap cinta kasih, yakni mencintai Allah dan  mencintai sesama manusia sehingga akhirnya merupakan hukum pokok gereja.
Kesepuluh perintah Allah tersebut merupakan hukum Allah yang di akui kebenarannya oleh suara hati manusia. Oleh karena itu suara hati manusia akan selalu menganjurkaan kepada yang baik, dan akan menegur seseorang bila ia mengerjakan yang jelek. Karena suara hati dapat sesat karena dosa asal, maka gereja Roma Katolik mengajarkan agar selalu berpedoman kepada perintah Allah, mengambil teladan dari Yesus dan patuh kepada perintah-perintah gereja. Secara singkat hal-hal yang berkaitan dengan kesepuluh perintah Tuhan tersebut  akan dikemukakan sebagai berikut .
Ø Perintah Pertama
Perintah pertama adalah agar manusia hanya menyembah Allah, yaitu Allah Bapa, sebagai pencipta langit dan bumi.Mempertuhankan suatu makhluk adalah berarti menyembah berhala. Cara menghormat dan memuji Tuhan dapat dengan melakukan ibadat batin, yakni berdoa dalm hati, dapat pula dengan ibadat lahir seperti dengan menyanyi, mengatupkan tangan, berlutut, dengan lilin yang menyala, music, perhiasan di altar atau dengan pakaian-pakaian liturgy. Di samping itu, umat Katolik juga mengadakan penghormatan kepada Allah melalui upacara-upacara yang bersifat umum.
Ø Perintah Kedua
Perintah kedua adalah menjunjung tinggi nama Allah, atau menyebut nama Allah dengan sopan. Sebagai contoh, orang yang bersumpah dimuka pengadilan dengan menyebut nama Allah untuk memperkuat kekuatan suatu hal, maka ia harus menjamin bahwa apa-apa yang disampaikan itu benar. Atau jika ia berjanji dibawah sumpah dengan saksi Allah, maka ia wajib mematuhinya. Apabila seseorang memberikan keterangan yang palsu, atau ingkar janji, maka ia akan menanggung beban dosa berat. Sumpah palsu merupakan kejahatan yang besar.
Ø Perintah Ketiga
Perintah mengkuduskan hari Tuhan berarti menghormati hari-hari raya Kristen seperti hari minggu dan pringatan Santa Perawan Maria.Hari raya yang paling penting ialah hari raya Paskah.Pada hari raya minggu dan hari raya yang diwajibkan, umat Katolik diwajibkan berkumpul untuk merayakan ekaristi dan mendengarkan kabar gembira Yesus Kristus dengan hormat disertai minat yang benar.Perintah tersebut berlaku bagi mereka yang paling tidak, sudah berumur tujuh tahun. Siapa yang tidak mengikuti misa hari minggu tanpa alas an yang kuat, maka akan berdosa berat. Mereka yang terlambat atau mengganggu jalannya ibadat juga berdosa. Mengikuti perayaan misa kudus tidak boleh melalui  radio atau televise.
Misa hari minggu merupakan puncak ibadat.Pada saat itu setiap orang beriman mempersembahkan pujian syukur serta menerima rahmat, menerima kegembiraan dan kekuatan guna menunjang hidupnya sehari-hari, untuk kemudian diperbaharui pada hari minggu berikutnya. Itulah sebabnya hari minggu merupakan hari istirahat, tidak mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang biasa dilakukan pada hari-hari yang lain.
Ø Perintah Keempat
Penghormatan kepada kdua orang tua didasarkan pada pokok pandangan bahwa orang tua merupakan pengganti Allah karena orang tua memberikan petunjuk ke surge.Oleh karena itu sudah sepantasnyajika orang beriman, hormat, taat, cinta dan bertrima kasih kepada mereka.Berlaku hormat dapat terwujud sopan dalam dalam berbicara kepada mereka dan rendah hati kepada mereka.Cinta kasih seseorang kepada orang tua dapat dibuktikan dengan mendoakan mereka, membantu mereka dihari tua sekalipun orang tua tidak menurut perintah Tuhan.Bila orang tua tetapi ingkar terhadap Tuhan maka hendaknya di doakan agar mereka kembali kejalan Allah.Taat kepada perintah orang tua adalah wajib selama perintah tersebut tidak bertentangan dengan kehendak Tuhan.Kewajiban patuh kepada orang tua menjadi gugur jika sewaktu-waktu tidak serumah lagi dengan mereka.Akan tetapi cinta kasih dan hormat kepadanya tetap berlaku dan tetap harus dipelihara terus menerus sepanjang masa.
Ø Perintah Kelima
Tubuh manusia dapat menjadi bait Allah setelah menerima permandian. Putra Allah pun mengambil bentuk tubuh dunia ini. Akhirnya tuhan juga akan membangkitkan tubuh manusia di akherat. Oleh karena itu orang juga harus menghormati tubuhnya dengan baik.Melalaikan kebutuhan badan adalah berdosa, tetapi memenuhi kebutuhan secara berlebihan juga berdosa.Orang tidak boleh menyakiti dan menyiksa badannya sampai tingkat yang berbahaya karena hal itu merupakan dosa berat, terutama kalu sengaja membunuh diri. Apabila seseorang terbunuh atau sengaja bunuh diri berarti ia memutus kesempatan berbakti kepada Allah dan mendatangkan penderitaan kepada orang lain. Tetapi dalam keadaan tertentu orang diperbolehkan mempertaruhkan hidupnya atas dasar iman atau demi keselamatan sesame manusia.
Ø Perintah Keenam dan Kesembilan
Prinsip cinta kasih berlaku dalam hubungan suami istri yang telah diikat dalam tali perkawinan.Agar hubungan suami istri tetap serasi dan harmonis maka kepada mereka diberikan sakramen.Kerusakan hubungan antar kedua sejoli tadi merupakan dosa yang berakibat merusak jalan menuju surga terutama bila sampai ketingkat perceraian. Yesus bersabda : “ barang apa yang telah di satukan Tuhan, janganlah diceraikan manusia” (Mat. 5:28). Rusaknya hubungan suami istri dapt berawal dari adanya keinginan kotor untuk menginginkan istri orang lain. Yesus juga bersabda “ BArang siapa memandang wanita dan mengingininya, telah berzina dalm hatinya dengan dia” (Mat. 5:28). Oleh karena itu sejak awal, gereja selalu memperhatikan hubungan muda-mudi agar dalam menjalin hubungan satu sama lain tidak melampaui batas.
Ø Perintah ketujuh dan Kesepuluh
Perintah ini berbunyi : “ jangan mencuri “ dan “ jangan ingin milik sesame manusia secara tidak adail “. Manusia berhak memiliki sesuatu sekedar cukup untuk memelihara keluarganya, sebab apabila tidak, maka akan merugikan semangat seseorang. Namun yang paling penting adalah agar dalam memperoleh sesuatu dengan jalan mencuri atau menipu berarti  barang tersebut bukan miliknya.
Milik manusia yang diperoleh secara halal adalah milik Tuhan sehingga hendaknya dipergunakan dengan penuh tanggung jawab. Barang yang dimiliki oleh seseorang terbuka bagi kepentingan orang lain ataupun kerajaan Allah. Manusia hendaknya tidak kikir, tamak, bernafsu secara luar biasa terhadap harta.Lebih baik miskin tetapi masuk surge daripada memburu kekayaan dunia tetapi celaka selama-lamanya.
Ø Perintah Kedelapan
Gereja Katolik sangat cinta terhadap kebenaraan, yaitu berbuat dan berbicara sesuai yang kita pikirkan.Itu adalah suatu kebijakan yang luhur. Juka seseorang cinta terhadap kebenaran maka hal tersebut akan membuat orang lain percaya terhadapnya. Karena itu berdosalah orang yang melanggar karena ia berdusta.
Kesetiaan terhadap janji juga merupakan salah satu tuntunan dalam gereja kerena hal tersebut dapat mempererat hubungan sesame manusia. Seseorang yang memenuhi kewajiban-kewajibannya berhak atas penghormatan dari orang lain, dan jika seseorang memperoleh nama baik, maka yang bersangkutan wajib memeliharanya. Tetapi orang yang gila hormat  merupakan dosa. Oleh karena itu kehormatan bagi seseorang bukan merupakan suatu hal yang luhur.Yang penting adalah kehormatan batin, yang mendapat pengakuan dari Tuhan yang istimewanya tidak dapat dirampas orang.Adalah lebih baik mendapat kehormatan dari Tuhan daripada memperoleh kehormatan dari sesame manusia.

KESIMPULAN



Yesus kristus adalah pembawa agama Kristen.Ia dipercayaai membawa kabar gembira tentang penebusan dosa di samping memperlihatkan bayak mukjizat.Ajaran ketuhanan dalam agama kristen, termasuk gereja Roma Katolik, adalah sebagaimana tercantum dalam kredo iman Rasuli, yaitu Tritunggal yang terdiri dari Allah Bapa, Allah Putra dan Roh Kudus.Gereja Katolik memakai “ Sepuluh Perintah Tuhan “Kesepuluh perintah Allah tersebut merupakan hukum Allah yang di akui kebenarannya oleh suara hati manusia.
DAFTAR PUSTAKA
·         Arifin,H.M.1986.Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar,Golden Trayon Pers:Jakarta.
·         Annuri,Djam.2000.Agama Kita,Kurnia Kalam Semesta:Yogyakarta.

Tugas Ilmu Budaya Dasar

Makalah Ilmu Budaya Dasar
Tari Mayang Madu Sebagai Metode dakwah
Penyebaran Agama islam
di Lamongan

Tugas ini disusun Untuk memenuhi mata kuliah Ilmu Budaya Dasar


 

Dosen Pengampuh: Arsy Binawati Sp.si

Dibuat oleh            : Tika Nataria

NPM                      : 1A214771 

Kelas                     : 1EA32

Jurusan                  : Manajemen

UNIVERSITAS GUNADARMA





BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Lamongan adalah salah satu kabupaten di Jawa Timur yang mengalami pembangunan sangat cepat, terutama infrastruktur, industri dan wisata. Sejak satu dasawarsa terakhir, Lamongan dikenal sebagai daerah yang beberapa kali meraih penghargaan otonomi award dari propinsi Jawa Timur dan dari lembaga swadaya masyarakat (LSM). Keberhasilan lainnya adalah merebut sebagai kabupaten yang mampu menciptakan  good goverment.

Lamongan memiliki tradisi dan budaya yang beragam (multi culture). Warga lamongan sangat dikenal memiliki etos yang tinggi, pekerja keras, dan tidak mudah menyerah. Orang Lamongan sangat menghargai kesempatan dan waktu untuk digunakan hal-hal produktif. Orang Lamongan, baik laki-laki maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk bekerja di sektor apa pun. Namun yang lebih mengesankan adalah adanya kerjasama dan komunikasi yang baik antara suami dan istri yang rela saling berbagi pekerjaan demi menunjang kesuksesan keluarga.
Resep hidup kebersamaan itulah menjadi modal utama bagi orang Lamongan untuk membangun sebuah keluarga sakinah mawaddah warahmah. Orang Lamongan suka hidup apa adanya, tanpa harus menunjukkan sesuatu yang bukan menjadi milik dan kepunyaannya. Kehebatan budaya Lamongan ialah semangat menghargai dan mencintai kebersamaan dalam berbagai keberbedaan yang ada. Budaya seperti itu dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam lingkup keluarga, dan lebih-lebih di tengah kehidupan masyarakat.
Selain itu, Lamongan juga dikenal sebagai tempat makam salah satu walisongo, yaitu Sunan Drajat. Sunan Drajat adalah seorang wali yang hidupnya sangat sederhana dan memiliki kekhasan dalam berdakwah. Sunan Drajat berhasil mengislamkan daerah pesisir tanpa harus konfrontasi (berkonflik) dengan adat istiadat dan budaya setempat. Islam yang diajarkan Sunan Drajat adalah Islam mengayomi dan melindungi semua warga masyakatnya.
Fenomena yang lazim terjadi dan biasa dikerjakan pada masyarakat pada umumnya ada yang mucul dari nilai-nilai keagamaan ada pula yang muncul dari nilai-nilai keagamaan, sedangkan tidak setiap kebudayaan yang terdapat dimasyarakat sesuai dengan ajaran agama, untuk itulah salah satu upaya dalam menyelaraskan penyebaran islam dilakukan dalam rangka dakwah melalui budaya yang ada di daerah setempat. Salah satu dari adanya budaya yang diciptakan oleh sunan Drajat sebagai salah satu media penyebaran agama islam yang ramah adalah dengan cara mengajak masyarakat untuk berpartisipasi adalah melalui tari Mayang Madu.
1.2  Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
  1. Bagaimanakah Peranan tari mayang madu sebagai salah satu metode dakwah bagi kaum islam?
  2. Bagimanakah transformasi dan perkembangan tari mayang madu di zaman globalisasi sekarang?









BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Kota Lamongan
Lamongan merupakan Pintu Gerbang ke Kerajaan Kahuripan, Kerajaan Panjalu, Kerajaan Jenggala, Kerajaan Singosari atau Kerajaan Mojopahit, berada di Ujung Galuh, Canggu dan kambang Putih ( Tuban). Setelah itu tumbuh pelabuhan Sedayu Lawas dan Gujaratan (Gresik), merupakan daerah amat ramai , sebagai penyambung hubungan dengan Kerajaan luar Jawa bahkan luar Negeri. Zaman Kerajaan Medang Kamulan di Jawa Timur, Di Lamongan berkembang Kerajaan kecil Malawapati ( kini dusun Melawan desa Kedung Wangi kecamatan Sambeng ) dipimpin Raja Agung Angling darma dibantu Patih Sakti Batik Maadrim termasuk kawasan Bojonegoro kuno. Saat ini masih tersimpan dengan baik, Sumping dan Baju Anglingdarma didusun tersebut. Di sebelah barat berdiri Kerajaan Rajekwesi di dekat kota Bojonegoro sekarang.
Perioede Kerajaan Majapahit dipimpin Raja Hayam Wuruk (1350 -1389) kawasan kanan kiri Bengawan Solo menjadi daerah Pardikan. Merupakan daerah penyangga ekonomi Mojopahit dan jalan menuju pelabuhan Kambang Putih. Wilayah ini disebut Daerah Swatantra Pamotan dibawah kendali Bhre Pamotan atau Sri Baduga Bhrameswara paman Raja Hayam Wuruk ( Petilasan desa Pamotan kecamatan Sambeng ), sebelumnya. Di bawah kendali Bhre Wengker ( Ponorogo ). Daerah swatantra Pamotan meliputi 3 kawasan pemerintahan Akuwu , meliputi Daerah Biluluk (Bluluk) Daerah Tenggulunan (Tenggulun Solokuro) , dan daerah Pepadhangan (Padangan Bojonegoro).
Menurut buku Negara Kertagama telah berdiri pusat pengkaderan para cantrik yang mondok di Wonosrama Budha Syiwa bertempat di Balwa (desa Blawi Karangbinangun) , di Pacira ( Sendang Duwur Paciran), di Klupang (Lopang Kembangbahu) dan di Luwansa ( desa Lawak Ngimbang). Desa Babat kecamatan Babat ditengarahi terjadi perang Bubat, sebab saat itu babat salah satu tempat penyeberangan diantar 42 temapt sepanjang aliran bengawan Solo. Berita ini terdapat dalam Prasasti Biluluk yang tersimpan di Musium Gajah Jakarta, berupa lempengan tembaga serta 39 gurit di Lamongan yang tersebar di Pegunungan Kendeng bagian Timur dan beberapa temapt lainnya.
Menjelang keruntuhan Mojopahit tahun 1478M, Lamongan saat itu dibawah kekuasaaan Keerajaan Sengguruh (Singosari) bergantian dengan Kerajaan Kertosono (Nganjuk) dikenal dengan kawasan Gunung Kendeng Wetan diperintah oleh Demung, bertempat disekitar Candi Budha Syiwa di Mantup. Setelah itu diperintah Rakrian Rangga samapi 1542M ( petilasan di Mushalla KH.M.Mastoer Asnawi kranggan kota Lamongan ). Kekuasaan Mojopahit di bawah kendali Ario Jimbun (Ariajaya) anak Prabu Brawijaya V di Galgahwangi yang berganti Demak Bintoro bergelar Sultan Alam Akbar Al Fatah ( Raden Patah ) 1500 sampai 1518, lalu diganti anaknya, Adipati Unus 1518 sampai 1521 M , Sultan Trenggono 1521 sampai 1546 M.
Dalam mengembangkan ambisinya, sultan Trenggono mengutus Sunan Gunung Jati ( Fatahilah ) ke wilayah barat untuk menaklukkan Banten, Jayakarta, danCirebon. Ke timur langsung dpimpin Sultan sendiri menyerbu Lasem, Tuban dan Surabaya sebelum menyerang Kerajaan Blambangan ( Panarukan). Pada saat menaklukkan Surabaya dan sekitarnya, pemerintahan Rakryan Rangga Kali Segunting ( Lamong ), ditaklukkan sendiri oleh Sultan Trenggono 1541 . Namun tahun 1542 terjadi pertempuran hebat antara pasukan Rakkryan Kali Segunting dibantu Kerajaan sengguruh (Singosari) dan Kerajaan Kertosono Nganjuk dibawah pimpinan Ki Ageng Angsa dan Ki Ageng Panuluh, mampu ditaklukkan pasukan Kesultanan Demak dipimpin Raden Abu Amin, Panji Laras, Panji Liris. Pertempuran sengit terjadi didaerah Bandung, Kalibumbung, Tambakboyo dan sekitarnya.
Tahun 1543M, dimulailah Pemerintahan Islam yang direstui Sunan Giri III, oleh Sultan Trenggono ditunjuklah R.Abu Amin untuk memimpin Karanggan Kali Segunting, yang wilayahnya diapit kali Lamong dan kali Solo. Wilayah utara kali Solo menjadi wilayah Tuban, perdikan Drajat, Sidayu, sedang wilayah selatan kali Lamong masih menjadi wilayah Japanan dan Jombang. Tahun 1556 M R.Abu Amin wafat digantikan oleh R.Hadi yang masih paman Sunan Giri III sebagai Rangga Hadi 1556 -1569M Tepat hari Kamis pahing 10 Dzulhijjah 976H atau bertepatan 26 mei 1569M, Rangga Hadi dilantik menjadi Tumenggung Lamong bergelar Tumenggung Surajaya ( Soerodjojo) hingga tahun 1607 dan dimakamkan di Kelurahan Tumenggungan kecamatan Lamongan dikenal dengan Makam Mbah Lamong. Tanggal tersebut dipakai sebagai Hari Jadi Lamongan.
Setelah Indonesia Merdeka 17 Agustus 1945, daerah Lamongan menjadi daerah garis depan melawan tentara pendudukan Belanda, perencanaan serangan 10 Nopember Surabaya juga dilakukan Bung Tomo dengan mengunjungi dulu Kyai Lamongan dengan pekikan khas pembakar semangat Allahu Akbar. Lamongan yang dulunya daerah miskin dan langganan banjir, berangsur-angsur bangkit menjadi daerah makmur dan menjadi rujukan daerah lain dalam pengentasan banjir. Dulu ada pameo "Wong Lamongan nek rendeng gak iso ndodok, nek ketigo gak iso cewok" tapi kini diatasi dengan semboyan dari Sunan Drajat, Derajate para Sunan dan Kyai "Memayu Raharjaning Praja" yang benar benar dilakukan dengan perubahan mendasar, dalam memsejahterahkan rakyatnya masih memegang budaya kebersamaan saling membantu sesuai pesan kanjeng Sunan Drajat "Menehono mangan marang wong kangluwe, menehono paying marang wong kang kudanan , menehono teken marang wong kang wutho, menehono busaono marang wong kang wudho"
2.2 Sejarah tari Mayang Madu
Tari mayang Madu berasal dari daerah Lamongan. Tari ini biasa ditampilkan dalam bentuk tari tunggal, tari kelompok, maupun tari massal. Tari Mayang Madu mempunyai konsep islami dan tradisional, karena Tari Mayang Madu diilhami dari kegigihan syiar agama islam di Lamongan yang disebarkan oleh Sunan Drajat dengan cara menggunakan gamelan sebagai medianya. Gamelan Sunan Drajat terkenal dengan sebutan gamelan " Singo Mengkok".
Latar belakang Sunan Drajat menggunakan media seni karena pada saat itu masyarakat banyak yang masih memeluk agama Hindu, Budha dan pengaruh dari kerajaan Majapahit. Nama tari Mayang Madu diambil dari sejarahnya Raden Qosim yang memimpin dan memberi teladan yang baik untuk kehidupan di Desa Drajat Paciran. Lalu Sultan Demak ( Raden Patah ) memberi gelar kepada Raden Qosim yaitu " Sunan Mayang Madu " pada tahun 1484 Masehi.
Untuk mengenag jasa perjuangan Sunan Mayang Madu ( Raden qosim ), maka tarian khas Lamongan disebut dengan Tari Mayang Madu, agar masyarakat Lamongan tergugah hatingya untuk tetap meneruskan perjuangan Sunan Mayang Madu dalam menyebarkan agama islam.

  1. Busana Tari Mayang Madu:
  1. Kerudung Polos + kerudung biasa
  2. Hiasan Kerudung
  3. Anting – anting
  4. Baju berlengan panjang
  5. Sabuk
  6. Epek
  7. Kemben
  8. Rok panjang
  9. Celana
  1. Keunikan Tari Mayang Madu:
  1. Improfisasi pada gerak bagian pertama
  2. Gerak tari bisa juga menggunakan lagu shalawatan
  3. Musik gamelan dan shalawatan teradu dengan musik rebana
  4. Busana sesuai dengan nuansa islami
  5. Sifat Tarinya lemah lembut, gemulai, dan juga pejuang
  6. Rias wajah cantik karena berkarakter putri
2.2 Sejarah Munculnya Sunan Drajat

Sunan Drajat yang punya nama paling banyak. Semasa muda ia dikenal sebagai Raden Qasim, Qosim, atau Kasim. Masih banyak nama lain yang disandangnya di berbagai naskah kuno. Misalnya Sunan Mahmud, Sunan Mayang Madu, Sunan Muryapada, Raden Imam, Maulana Hasyim, Syekh Masakeh, Pangeran Syarifuddin, Pangeran Kadrajat, dan Masaikh Munat. Dia adalah putra Sunan Ampel dari perkawinan dengan Nyi Ageng Manila, alias Dewi Condrowati. Empat putra Sunan Ampel lainnya adalah Sunan Bonang, Siti Muntosiyah, yang dinikahi Sunan Giri, Nyi Ageng Maloka, yang diperistri Raden Patah, dan seorang putri yang disunting Sunan Kalijaga. Akan halnya Sunan Drajat sendiri, tak banyak naskah yang mengungkapkan jejaknya.
Ada diceritakan, Raden Qasim menghabiskan masa kanak dan remajanya di kampung halamannya di Ampeldenta, Surabaya. Setelah dewasa, ia diperintahkan ayahnya, Sunan Ampel, untuk berdakwah di pesisir barat Gresik. Perjalanan ke Gresik ini merangkumkan sebuah cerita, yang kelak berkembang menjadi legenda. Syahdan, berlayarlah Raden Qasim dari Surabaya, dengan menumpang biduk nelayan. Di tengah perjalanan, perahunya terseret badai, dan pecah dihantam ombak di daerah Lamongan, sebelah barat Gresik. Raden Qasim selamat dengan berpegangan pada dayung perahu. Kemudian, ia ditolong ikan cucut dan ikan talang --ada juga yang menyebut ikan cakalang.Dengan menunggang kedua ikan itu, Raden Qasim berhasil mendarat di sebuah tempat yang kemudian dikenal sebagai Kampung Jelak, Banjarwati. Menurut tarikh, peristiwa ini terjadi pada sekitar 1485 Masehi. Di sana, Raden Qasim disambut baik oleh tetua kampung bernama Mbah Mayang Madu dan Mbah Banjar.
Konon, kedua tokoh itu sudah diislamkan oleh pendakwah asal Surabaya, yang juga terdampar di sana beberapa tahun sebelumnya. Raden Qasim kemudian menetap di Jelak, dan menikah dengan Kemuning, putri Mbah Mayang Madu. Di Jelak, Raden Qasim mendirikan sebuah surau, dan akhirnya menjadi pesantren tempat mengaji ratusan penduduk.
Jelak, yang semula cuma dusun kecil dan terpencil, lambat laun berkembang menjadi kampung besar yang ramai. Namanya berubah menjadi Banjaranyar. Selang tiga tahun, Raden Qasim pindah ke selatan, sekitar satu kilometer dari Jelak, ke tempat yang lebih tinggi dan terbebas dari banjir pada musim hujan. Tempat itu dinamai Desa Drajat.
Namun, Raden Qasim, yang mulai dipanggil Sunan Drajat oleh para pengikutnya, masih menganggap tempat itu belum strategis sebagai pusat dakwah Islam. Sunan lantas diberi izin oleh Sultan Demak, penguasa Lamongan kala itu, untuk membuka lahan baru di daerah perbukitan di selatan. Lahan berupa hutan belantara itu dikenal penduduk sebagai daerah angker.
Menurut sahibul kisah, banyak makhluk halus yang marah akibat pembukaan lahan itu. Mereka menteror penduduk pada malam hari, dan menyebarkan penyakit. Namun, berkat kesaktiannya, Sunan Drajat mampu mengatasi.Setelah pembukaan lahan rampung, Sunan Drajat bersama para pengikutnya membangun permukiman baru, seluas sekitar sembilan hektare.
Atas petunjuk Sunan Giri, lewat mimpi, Sunan Drajat menempati sisi perbukitan selatan, yang kini menjadi kompleks pemakaman, dan dinamai Ndalem Duwur. Sunan mendirikan masjid agak jauh di barat tempat tinggalnya. Masjid itulah yang menjadi tempat berdakwah menyampaikan ajaran Islam kepada penduduk.
Sunan menghabiskan sisa hidupnya di Ndalem Duwur, hingga wafat pada 1522.Di tempat itu kini dibangun sebuah museum tempat menyimpan barang-barang peninggalan Sunan Drajat --termasuk dayung perahu yang dulu pernah menyelamatkannya. Sedangkan lahan bekas tempat tinggal Sunan kini dibiarkan kosong, dan dikeramatkan.
Sunan Drajat terkenal akan kearifan dan kedermawanannya. Ia menurunkan kepada para pengikutnya kaidah tak saling menyakiti, baik melalui perkataan maupun perbuatan. ''Bapang den simpangi, ana catur mungkur,'' demikian petuahnya. Maksudnya: "jangan mendengarkan pembicaraan yang menjelek-jelekkan orang lain, apalagi melakukan perbuatan itu."
Sunan memperkenalkan Islam melalui konsep dakwah bil-hikmah, dengan cara-cara bijak, tanpa memaksa. Dalam menyampaikan ajarannya, Sunan menempuh lima cara. Pertama, lewat pengajian secara langsung di masjid atau langgar. Kedua, melalui penyelenggaraan pendidikan di pesantren. Selanjutnya, ketiga, memberi fatwa atau petuah dalam menyelesaikan suatu masalah.
Cara keempat, melalui kesenian tradisional. Sunan Drajat kerap berdakwah lewat tembang pangkur dengan iringan gending. Terakhir, ia juga menyampaikan ajaran agama melalui ritual adat tradisional, sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Adapun Empat pokok ajaran Sunan Drajat adalah:
  1. Paring teken marang kang kalunyon lan wuta
  2. Paring pangan marang kang kaliren
  3. Paring sandang marang kang kawudan
  4. Paring payung kang kodanan.
Artinya:
  1. Berikan tongkat kepada orang buta
  2. Berikan makan kepada yang kelaparan
  3. Berikan pakaian kepada yang telanjang
  4. Berikan payung kepada yang kehujanan.
Sunan Drajat sangat memperhatikan masyarakatnya. Ia kerap berjalan mengitari perkampungan pada malam hari. Penduduk merasa aman dan terlindungi dari gangguan makhluk halus yang, konon, merajalela selama dan setelah pembukaan hutan. Usai salat asar, Sunan juga berkeliling kampung sambil berzikir, mengingatkan penduduk untuk melaksanakan salat magrib. ''Berhentilah bekerja, jangan lupa salat,'' katanya dengan nada membujuk.Ia selalu menelateni warga yang sakit, dengan mengobatinya menggunakan ramuan tradisional, dan doa. Sebagaimana para wali yang lain, Sunan Drajat terkenal dengan kesaktiannya. Sumur Lengsanga (leng sanga artinya lubang sembilan --webmaster) di kawasan Sumenggah, misalnya, diciptakan Sunan ketika ia merasa kelelahan dalam suatu perjalanan.
Ketika itu, Sunan meminta pengikutnya mencabut wilus, sejenis umbi hutan. Ketika Sunan kehausan, ia berdoa. Maka, dari sembilan lubang bekas umbi itu memancar air bening --yang kemudian menjadi sumur abadi. Dalam beberapa naskah, Sunan Drajat disebut-sebut menikahi tiga perempuan. Setelah menikah dengan Kemuning, ketika menetap di Desa Drajat, Sunan mengawini Retnayu Condrosekar, putri Adipati Kediri, Raden Suryadilaga.
Peristiwa itu diperkirakan terjadi pada 1465 Masehi. Menurut Babad Tjerbon, istri pertama Sunan Drajat adalah Dewi Sufiyah, putri Sunan Gunung Jati. Alkisah, sebelum sampai di Lamongan, Raden Qasim sempat dikirim ayahnya berguru mengaji kepada Sunan Gunung Jati. Padahal, Syarif Hidayatullah itu bekas murid Sunan Ampel. Di kalangan ulama di Pulau Jawa, bahkan hingga kini, memang ada tradisi ''saling memuridkan''. Dalam Babad Tjerbon diceritakan, setelah menikahi Dewi Sufiyah, Raden Qasim tinggal di Kadrajat. Ia pun biasa dipanggil dengan sebutan Pangeran Kadrajat, atau Pangeran Drajat. Ada juga yang menyebutnya Syekh Syarifuddin.
Bekas padepokan Pangeran Drajat kini menjadi kompleks perkuburan, lengkap dengan cungkup makam petilasan, terletak di Kelurahan Drajat, Kecamatan Kesambi. Di sana dibangun sebuah masjid besar yang diberi nama Masjid Nur Drajat. Naskah Badu Wanar dan Naskah Drajat mengisahkan bahwa dari pernikahannya dengan Dewi Sufiyah, Sunan Drajat dikaruniai tiga putra. Anak tertua bernama Pangeran Rekyana, atau Pangeran Tranggana. Kedua Pangeran Sandi, dan anak ketiga Dewi Wuryan.
Filosofi Sunan Drajat dalam pengentasan kemiskinan kini terabadikan dalam sap tangga ke tujuh dari tataran komplek Makam Sunan Drajat. Secara lengkap makna filosofis ke tujuh sap tangga tersebut sebagai berikut :
  1. Memangun resep teyasing Sasomo (kita selalu membuat senang hati orang lain).
  2. Jroning suko kudu eling Ian waspodo (di dalam suasana riang kita harus tetap ingat dan waspada)
  3. Laksitaning subroto tan nyipto marang pringgo bayaning lampah (dalam perjalanan untuk mencapai cita – cita luhur kita tidak peduli dengan segala bentuk rintangan)
  4. Meper Hardaning Pancadriya (kita harus selalu menekan gelora nafsu-nafsu)
  5. Heneng – Hening – Henung (dalam keadaan diam kita akan mem­peroleh keheningan dan dalam keadaan hening itulah kita akan mencapai cita – cita luhur).
  6. Mulyo guno Panca Waktu (suatu kebahagiaan lahir batin hanya bisa kita capai dengan salat lima waktu)
  7. Menehono teken marang wong kang wuto, Menehono mangan marang wong kang luwe, Menehono busono marang wong kang wudo, Menehono ngiyup marang wongkang kodanan (Berilah ilmu agar orang menjadi pandai, Sejahterakanlah kehidupan masya­rakat yang miskin, Ajarilah kesusilaan pada orang yang tidak punya malu, serta beri perlindungan orang yang menderita)
Ketika Sunan Drajat wafat, beliau dimakamkan di Paciran. Lokasinya tidak jauh dari wisata WBL.Makam Sunan Drajat tidak pernah sepi untuk dikunjungi para peziarah yang tidak dari dalam kota saja, melainkan dari luar kota. Para peziarah mendo'akan Sunan Drajat dengan khusyuk sekali. Mereka merasa berhutang budi atas perjuangan Sunan Drajat dalam syiar agama islam.


BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Study Kasus
Pada awalnya daerah lamongan juga tidak semuanya beagama islam, akan tetapi sejak adanya sunan drajat yang dating ke daerah lamongan tepatnya di daerah paciran inilah yang menjadikan pusat penyebaran islam selain beberapa sunan yang konon pernah ada disana sepertihalnya pengembaraan yang pernah dilakukan oleh sunan kalijaga. Berbagai metode dakwah yang dilakukan mempunyai pengaruh besar bagi masyarakat sekitar sepertihalnya perubahan masyarakat yang berbondong-bondong untuk masuk islam.
            Sunan memperkenalkan Islam melalui konsep dakwah bil-hikmah, dengan cara-cara bijak, tanpa memaksa. Dalam menyampaikan ajarannya, Sunan menempuh lima cara. Pertama, lewat pengajian secara langsung di masjid atau langgar. Kedua, melalui penyelenggaraan pendidikan di pesantren. Selanjutnya, memberi fatwa atau petuah dalam menyelesaikan suatu masalah. Cara keempat, melalui kesenian tradisional. Sunan Drajat kerap berdakwah lewat tembang pangkur dengan iringan gending. Terakhir, ia juga menyampaikan ajaran agama melalui ritual adat tradisional, sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Empat pokok ajaran Sunan Drajat adalah: Paring teken marang kang kalunyon lan wuta; paring pangan marang kang kaliren; paring sandang marang kang kawudan; paring payung kang kodanan. Artinya: berikan tongkat kepada orang buta; berikan makan kepada yang kelaparan; berikan pakaian kepada yang telanjang; dan berikan payung kepada yang kehujanan.
            Salah satu metode yang sampai sekarang berkembang adalah metode penyampaian dengan seni tari, yakni tari mayang madu yang diusung dari nama sunan mayang madu. Tari ini berkembang dengan membawa lagu dan nyanyian yang bernuansa islami dan juga berpakaian islam. Metode ini layaknya mulai diperdebatkan karena tidak mengandung kesopanan, terutama dari segi penari adalah penari putri.
3.2 Perkembangan kota lamongan
Sejak kepemimpinan Bupati Masfuk sepuluh tahun silam, Lamongan bagaikan disulap menjadi daerah yang maju, inovatif dan terkelola dengan baik. Potensi daerah yang selama ini masih belum tergali dan dimanfaatkannya, kini dioptimalkan dengan sangat luar biasa. Sebut saja misalnya, Masfuk membangun Wisata Bahari Lamongan (WBL), melengkapi Goa Maharani dengan sejumlah binatang yang saat ini menjadi Maharani Zoo, mendirikan hotel yang stategis di pesisir Laut Tanjung Kodok, membangun pelabuhan, pusat-pusat perbelanjaan, hingga sampai penciptaan becak bermotor, agar orang yang meraik becak tidak lagi bermodalkan "dengkul" tatapi dengan mesin.
Meski potensi itu sudah ada sejak dulu kala, bahkan takdir sunnahtullah serasa tidak seperti sekarang ini yang kita bayangkan. Tanjung Kodok sebagai kelebihan bibir pantai Lamongan sama sekali tidak pernah dipikirkan. Melalui tangan dingin Masfuk, semua potensi tersebut dimanfaatkan sebagai objek wisata dengan menggandeng investor asing untuk menginvestasikan modalnya di Lamongan. Jadilah Wisata yang menawan para pengunjung dan penziarah untuk melihat keindahan yang Allah takdirkan berjuta-juta tahun yang silam.
Saat ini ikon Lamongan terpusat pada WBL, sebagai tempat jujukan para wisatawan yang datang dari mana pun. Sekalipun Lamongan memiliki wisata yang begitu eksotik, tetapi Lamongan tidak mau meninggalkan budayanya, yaitu religius. Lihat saja, di area WBL dibangun sebuah Masjid yang megah dan strategis bagi para pengunjung yang akan menunaikan shalat. Para wisatawan yang hendak shalat tidak perlu lagi menemui kesulitan mencari tempat shalat sebagaimana tempat wisata lainnya. Itulah sebuah ciri khas Lamongan yang sekalipun mengusung budaya modern, tetapi tetapi menghargai dan melestarikan nilai-nilai yang religius yang masih kental diyakini orang.
Keberadaan WBL tidak lepas dari sebuah masyarakat pesisir Paciran-Lamongan. Masyarakat ini dikenal sangat kuat mempertahankan nilai-nilai religiusnya. Bahkan, untuk hari libur saja, orang Paciran lebih memilih hari jum'at ketimbang hari minggu. Tentu saja budaya tersebut lahir, bukan tanpa maksud. Bahwa hari jum'at adalah hari yang harus di hormati, karena seorang laki-laki wajib shalat jum'at. Sehingga sekolah/madrasah liburnya memilih hari jum'at, bahkan beberapa pekerja (nelayan dan buruh), memilih jum'at sebagai hari libur. Begitu kental masyarakat Paciran menghormati dan mengamalkan tradisi dan budaya agama Islam.
Keberhasilan Lamongan yang perlu diapresiasi adalah perubahan kabupaten dari yang dulu sama sekali tidak diperhitungkan dan dikunjungi orang, kini menjadi kabupaten yang rata-rata per harinya tidak kurang dari 5000 hingga 15000 pengunjung menengok keindahan wisata Lamongan, baik itu WBL, Maharani Zoo, maupun Makam Sunan Drajat. Bisa kita bayangkan, berapa besar pendapatan yang masuk ke kas daerah, dan berapa besar putaran roda ekonomi yang terjadi dimasyarakat sekitarnya, yang mampu memberi penghidupan masyarakat.
Selain itu, Lamongan juga dikenal sebagai tempat makam salah satu walisongo, yaitu Sunan Drajat. Sunan Drajat adalah seorang wali yang hidupnya sangat sederhana dan memiliki kekhasan dalam berdakwah. Sunan Drajat berhasil mengislamkan daerah pesisir tanpa harus konfrontasi (berkonflik) dengan adat istiadat dan budaya setempat. Islam yang diajarkan Sunan Drajat adalah Islam mengayomi dan melindungi semua warga masyakatnya.
Tidak luput perhatian dari pemimpin Lamongan, Masfuk memainkan Makam Sunan Drajat sebagai potensi religi yang sangat penting untuk dikelola sebagai tempat wisata yang menguntungkan daerah dan masyarakat sekitar. Potensi ekonomi menjadi hidup berdampingan dengan wisata religi yang menyatu dengan daerah setempat. Setelah dibangun dan dilengkapi dengan berbagai pusat perbelanjaan, kini pengunjung Makam Sunan Drajat datang dari berbagai wilayah di Indonesia.
Lamongan juga membangun sebuah pelabuhan bernama PT. Lamongan Integrated Shorebase (LIS). Pelabuhan ini akan difungsikan untuk menyediakan sentra logistik terpadu bertaraf internasional. Dengan adanya pelabuhan itu, maka sentra logistik akan mampu melayani industri Migas yang beroperasi di Jawa Timur dan Indonesia Timur dengan konsep One Stop Hypermarket. Capaian ini merupakan keberhasilan Lamongan dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir.
Sumber potensi lamongan lainnya adalah padi dan ikan. Untuk Propinsi Jawa Timur, Lamongan telah surplus menyumbangkan beras untuk masyarakatnya dan kelebihannya di ekspor ke luar daerah Lamongan. Lamongan termasuk lumbungnya padi. Demikian halnya dengan ikan, Lamongan memiliki Tempat Pelelangan Ikan (TPI) terbesar di Jawa Timur, yaitu pelabuhan Brondong yang dulu diresmikan oleh Presiden Soeharto Tahun 1980an. Ikan yang bongkar muat di pelabuhan Brondong mampu mesuplai semua warga Lamongan hingga dapat dikomsumsi sampai ke berbagai daerah di pulau Jawa dan keluar pulau Jawa.
Cabang olah raga, Lamongan juga dikenal dengan sepak bolanya. Persatuan Sepak Bola Lamongan (Persela) mampu mengangkat reputasi nama Lamongan di pentas nasional. Persela beberapa kali telah menorehkan juara I Propinsi Jawa Timur. Tahun 2011 ini, persela U-21 telah menjuarai liga Indonesia Junior menjadi sebuah potensi untuk mengembangkan bakat para pemuda kota Lamongan. Prestasi demi prestasi yang lahir tentu bukan lahir dari sebuah ketidaksengajaan, akan tetapi merupakan upaya yang dirancang, dipersiapkan dan dikelola dengan baik.
Sekian banyak kemajuan yang ditorehkan Lamongan tersebut, yang perlu mendapat aksentuasi (perhatian/penekanan) yaitu adanya sikap mau maju, serius dan komitmen dalam memegang tugas dan amanah. Warga Lamongan tidak suka hidup kepura-puraan, akan tetapi menyukai hidup yang lugas, apa adanya dan tanpa pamrih.
3.2 Analisis dan Solusi
            Berdasarkan permasalahan mengenai metode dakwah yang digunakan oleh sunan drajat mengenai adanya tari inilah yang meninmbulkan banyak pertentangan sepertihalnya dari anggota tertentu mengatakan bahwa hal tersebut adalah bid’ah atau bahkan mengajak ke jalan yang sesat.
Magagamen dakwah memegang pranan penting dalam menentukan keberhasilan dakwah. Yang dimaksud dengan managemen dakwah adalah suatu proses pemampatan serta pendayagunaan kseluruhan sub system dakwah dakwah secara effektif untuk mencapai sasaran dan tujuan dakwah.
Dalam upaya membangun managemen dakwah harus memperhatikan prinsip-prinsip managemen secara keseluruhan, yang dimaksud dengan prinsip-prinsip managemen dakwah adalah :
  1. Organisasi dakwah
Oraganisasi dakwah yang dibentuk dengan baik, dengan menempatkan seseorang dalam struktur organisasi sesuai dengan bidang, bakat, dan minat mereka masing masing, dan dapat dikelola dengan baik dan rapi akan menjadi kekuatan gerakan dakwah yang dapat bergerak secara efektif, dan akan dapat mengatasi permasalahan-permasalahan dakwah dengan baik.
  1. Plening dakwah
Perencanaan dakwah yang baik dan terprogran secara rapi, dan bertahap akan sangat menetukan tahapan-tahapan apa yang harus dicapai, sebaliknya dakwah yang dilaksanakan tanpa perencanaan yang mateng akan sulit mencapai sasaran dan tujuan yang jelas.
  1. Aktuating dakwah atau pelaksanaan dakwah
 dakwah yang dilaksanakan dengan berlandaskan perencanaan dakwah yang matang biasanya kegiatan dakwah akan dapan dilaksanakan secara tertib,  teratur, dan efektif.
  1. Kontroling dakwah
Mengontrol kegiatan dakwah sangat penting untuk mengantisipasi kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam proses dakwah, dan sangat bermanfaat untuk menjaga kesinambungan proses kegiatan dakwah.
  1. Evaluasi dakwah
Untuk mengetahui apakah dakwah itu berhasil atau tidak, gagal atau tidak harus ada proses evaluasi yang cermat, teliti, dan objektif, dengan menetapkan parameter-parameter keberhasilan atau ketidak berhasilan suatu aktifitas dakwah, dan dari hasil evaluasi secara objektif dapat dijadikan konsideran untuk menyusun langkah-langkah strategi dakwah yang lebih efewktif pada masa berikutnya, dan isyarat untuk mengadakan evaluasi terdapat dalam firman Allah SWT :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
         “ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok.” [ Q.S. Al-Hasyr 59: 18 ].[1]
       Dari ayat tersebut dapat difahami bahwa perlu adanya suatu proses evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan, untuk merencanakan hidup yang lebih baik di masa-masa yang akan datang, termasuk kegiatan dakwak yang telah dilakukan perludi evaluasi.
            Selain itu, seni tari yang perlu dilaukan sebaiknya berdasarkan filosofi yang disampaikan oleh sunan drajat, yaitu sebagai berikut:
  1. Memangun resep teyasing Sasomo (kita selalu membuat senang hati orang lain).
  2. Jroning suko kudu eling Ian waspodo (di dalam suasana riang kita harus tetap ingat dan waspada)
  3. Laksitaning subroto tan nyipto marang pringgo bayaning lampah (dalam perjalanan untuk mencapai cita – cita luhur kita tidak peduli dengan segala bentuk rintangan)
  4. Meper Hardaning Pancadriya (kita harus selalu menekan gelora nafsu-nafsu)
  5. Heneng – Hening – Henung (dalam keadaan diam kita akan mem­peroleh keheningan dan dalam keadaan hening itulah kita akan mencapai cita – cita luhur).
  6. Mulyo guno Panca Waktu (suatu kebahagiaan lahir batin hanya bisa kita capai dengan salat lima waktu)
  7. Menehono teken marang wong kang wuto, Menehono mangan marang wong kang luwe, Menehono busono marang wong kang wudo, Menehono ngiyup marang wongkang kodanan (Berilah ilmu agar orang menjadi pandai, Sejahterakanlah kehidupan masya­rakat yang miskin, Ajarilah kesusilaan pada orang yang tidak punya malu, serta beri perlindungan orang yang menderita)












BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
            Beradasarkan hasil diskusi makalah ini adalah
1.        tari mayang madu tetap menjadi metode dakwah pada zaman dahulu
sebagai salah satu metode penyebaran agama islam, selain itu tari mayang madu sudah digunakan sebagai tarian khas budaya lamongan yang mengajarkan agama islam dengan pakaian dan tarian serta lagu yang masih bernuansa islam.
2.        Transformasi yang ada di daerah lamongan sudah cukup berkembang dengan adanya globalisasi. Bahkan sejak adanya WBL, dan taman pariwisata yang lain membuat lamongan lebih maju dan berkebang. Dilihat dari segi pendidikan, kegamaan, pariwisata, dan persepakbolaan.
4.2 Saran
            Sebagai warga lamongan, saya berharap agar pemerintahan daerah bisa mempertahankan dan mengembangkan kemajuan wilayah lamongan. Maka perlu adanya pemerintah untuk dapat terjun langsung dalam upaya pelestarian budaya, agama, dan pendidikan di kota lamongan melalui gerakan anak bangsa.